Wednesday, December 5, 2012

Hubungan Migrasi dengan Kejahatan

Terjadinya migrasi (perpindahan) penduduk dari sebuah tempat atau negara ke tempat lain dari waktu ke waktu terus mangalami perubahan. Perubahan migrasi tidak hanya dipengaruhi demograsi saja, namun cukup kompleks mulai dari ekonomi, politik, konflik sampai perubahan iklim.
Banyak dampak yang ditimbulkan dari migrasi ini, baik dampak positif maupun dampak positif. Salah satu dari dampak negatifnya adalah semakin banyaknya timbul kejahatan. Karena banyaknya penduduk yang bermigrasi disebuah tempat akan bertambah pula persaingan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
 Berbagai cara manusia berusaha untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Dari yang halal sampai yang haram juga dilakukan. Sehingga banyak juga orang berpikir untuk melakukan hal yang negatif. Biasanya orang-orang yang melakukannya adalah orang yang sudah berputus asa karena tidak bisa mendapat pekerjaan atau orang yang tidak mempunyai skil. Sehingga mereka nekat melakukan kejahatan.
contohnya hal ini terjadi di Indonesia, akibat ledakan penduduk di Jakarta menimbulkan Jakarta menjadi sangat rawan kejahatan. Bagaimana tidak, sebagian besar penduduk Indonesia merantaukan dirinya ke Jakarta untuk kehidupan yang lebih baik. Nyatanya, banyak juga yang semakin melarat sehingga tidak mampu untuk kembali ke kampung halamannya. Sementara penduduk dari daerah lain mulai berdatangan lagi dari seluruh penjuru Indonesia dengan berbagai kepentingan. Hal ini membuat Jakarta semakin padat bukan. Tidak heran kejahatan terjadi disetiap sudut kota Jakarta.
Beberapa bentuk kejahatan yang dapat dikemukakan sebagai berikut :
  1. Perdagangan gelap narkoba
  2. Perdagangan manusia
  3. Sea Piracy ( Pembajakan Laut )
  4. Penyelundupan senjata
  5. Pencucian uang
  6. Terorisme
  7. International Economic Crime
  8. Cyber Crime
  9.  Pencurian dan penyelundupan objek objek budaya
  10.  Perdagangan organ-organ tubuh manusia
  11.  Environmental Crime ( illegal logging, illegal fishing )
  12.   Computer related crime  
>> Read More

Ketidak Harmonisan Aantar Umat Beragama

        indonesia merupakan salah satu contoh masyarakat yang multikultural. Multikultural masyarakat Indonesia tidak saja kerena keanekaragaman suku, budaya, bahasa, ras tapi juga dalam hal agama. Agama yang diakui oleh pemerintah Indonesia adalah agama islam, Katolik, protestan, Hindu, Budha, Kong Hu Chu. Dari agama-agama tersebut terjadilah perbedaan agama yang dianut masing-masing masyarakat Indonesia. Dengan perbedaan tersebut apabila tidak terpelihara dengan baik bisa menimbulkan konflik antar umat beragama yang bertentangan dengan nilai dasar agama itu sendiri yang mengajarkan kepada kita kedamaian, hidup saling menghormati, dan saling tolong menolong. Kerukunan antar umat beragama belakangan menjadi isu krusial yang harus dirumuskan secara bersama. Tantangan saat ini adalah di mana masyarakat gampang terprovokasi dengan sentimen isu agama. Dan kondisi itu sangat mengancam keutuhan bangsa dan negara.
Terdapat delapan faktor utama penyebab timbulnya kerawanan di bidang kerukunan hidup umat beragama ditilik dari dampak kegiatan keagamaan antara lain :


1.       Pendirian Tempat Ibadah. Tempat ibadah yang didirikan tanpa mempertimbangkan situasi dan kondisi lingkungan umat beragama setempat sering menciptakan ketidak-harmonisan umat beragama yang dapat menimbulkan konflik antar umat beragama.

2.       Penyiaran Agama. Penyiaran agama, baik secara lisan, melalui media cetak seperti brosur, pamflet, selebaran dsb, maupun media elektronika, serta media yang lain dapat menimbulkan kerawanan di bidang kerukunan hidup umat beragama, lebih-lebih yang ditujukan kepada orang yang telah memeluk agama lain.

3.       Bantuan Luar Negeri. Bantuan dari Luar negeri untuk pengembangan dan penyebaran suatu agama, baik yang berupa bantuan materiil / finansial ataupun bantuan tenaga ahli keagamaan, bila tidak mengikuti peraturan yang ada, dapat menimbulkan ketidak-harmonisan dalam kerukunan hidup umat beragama, baik intern umat beragama yang dibantu, maupun antar umat beragama.


4.       Perkawinan beda Agama. Perkawinan yang dilakukan oleh pasangan yang berbeda agama, walaupun pada mulanya bersifat pribadi dan konflik antar keluarga, sering mengganggu keharmonisan dan mengganggu kerukunan hidup umat beragama, lebih-lebih apabila sampai kepada akibat hukum dari perkawinan tersebut, atau terhadap harta benda perkawinan, warisan, dsb.

5.       Perayaan Hari Besarkeagamaan. Penyelenggaraan perayaan Hari Besar Keagamaan yang kurang mempertimbangkan kondisi dan situasi serta lokasi dimana perayaan tersebut diselenggarakan dapat menyebabkan timbulnya kerawanan di bidang kerukunan hidup umat beragama.

6.       Penodaan Agama. Perbuatan yang bersifat melecehkan atau menodai agama dan keyakinan suatu agama tertentu yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang, dapat menyebabkan timbulnya kerawanan di bidang kerukunan hidup umat beragama.

7.       Kegiatan Aliran Sempalan. Kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang
didasarkan pada keyakinan terhadap suatu agama tertentu secara menyimpang dari ajaran agama yang bersangkutan dapat menimbulkan keresahan terhadap kehidupan beragama, sehingga dapat pula menyebabkan timbulnya kerawanan di bidang kerukunan hidup beragama.
8.       Aspek Non Agama yang mempengaruhi. Aspek-aspek non agama yang dapat mempengaruhi kerukunan hidup umat beragama antara lain : kepadatan penduduk, kesenjangan sosial ekonomi, pelaksanaan pendidikan, penyusupan ideologi dan politik berhaluan keras yang berskala regional maupun internasional, yang masuk ke Indonesia melalui kegiatan keagamaan.

          Di tingkat budaya hukum masih terdapat isu-isu yang cenderung provokatif yang terkadang berpengaruh pada sebagian masyarakat sehingga dapat menimbulkan sikap saling curiga. Sementara itu, sikap memandang atau menilai agama orang lain berdasarkan kriteria keyakinan agamnya sendiri, selain tidak menghargai keyakinan orang lain, juga dapat memicu munculnya rasa kurang senang atau bahkan antipati antar kelompok agama.
          Pemberitaan pers kadang juga dipandang oleh sebagian masyarakat masih mengeksploitasi permasalahan antar kelompok tanpa mempertimbangankan dampak yang ditimbulkannya pada segi-segi keamanan dan keharmonisan hubungan antar kelompok masyarakat.
          Kebijakan Pemerintah yang dirasakan oleh sebagian masyarakat kurang mencerminkan keadilan dan lemahnya penegakan hukum berpotensi terhadap timbulnya ketidak harmonisan hubungan antar kelompok sosial dan umat beragama, maupun hubungan antar umat beragama dengan pemerintah. Ketidak adilan dan kesenjangan sosial, ekonomi, hukum dan politik sering menimbulkan dan mempermudah elemen luar masuk sehingga dapat memicu terjadinya konflik antar kelompok dalam masyarakat. Perebutan lahan antar pendatang dan penduduk yang menetap lebih dulu merupakan potensi yang dapat berkembang menjadi marjinalisasi kelompok-kelompok sosial yang dan kemudian dapat berpotensi menjadi konflik antar kelompok-kelompok sosial yang mungkin saja kebetulan juga mewakili kelompok-kelompok keagamaan. Otonomi daerah menimbulkan wajah ganda; di satu sisi sangat bermanfaat bagi warga setempat dalam upaya mengembangkan diri, namun di sisi lain juga berpeluang bagi tumbuhnya sikap primordialisme dan ketertutupan.
          Kurangnya komunikasi antar tokoh/ pemuka agama, dipandang dapat berpengaruh terhadap ketidak harmonisan hubungan antar kelompok masyarakat dan kurang dapat berfungsinya peran antisipasi pencegahan kesalahpahaman antar kelompok, terutama di tingkat kecamatan dan pedesaan. Persoalan pendirian rumah ibadah yang kurang memenuhi prosedur, penyiaran agama, dan aliran-aliran sempalan di lingkungan internal kelompok agama masih dirasakan sebagian masyarakat sebagai gangguan dalam membangun hubungan umat yang harmonis.
          Budaya kekerasan dengan dalih agama kerap kali muncul karena implementasi doktrin agama secara tidak proporsional. Sementara itu masih sering muncul isu-isu yang kurang berdasar, seperti isu Islamisasi atau isu Kristenisasi. Isu-isu seperti ini terkadang berpengaruh pada sebagian masyarakat sehingga dapat menimbulkan sikap saling curiga. Sikap memandang atau menilai agama orang lain berdasarkan kriteria keyakinan agamanya sendiri, selain tidak menghargai keyakinan orang lain, juga dapat memicu munculnya rasa kurang senang atau bahkan antipati antar kelompok agama.
          Secara kultural masyarakat kadang masing belum menerima jika pendirian rumah ibadah memerlukan pengaturan oleh pemerintah dalam rangka fungsi ketertiban. Banyak orang beranggapan bahwa pendirian rumah ibadah tidak perlu diatur oleh pemerintah, karena sejak nenek moyang membuat rumah ibadah tidak perlu ijin dari siapapun. Padahal, Peraturan Bersama 2006, khususnya tentang pendirian rumah ibadah tidak dimaksudkan membatasi ibadah. Harus dibedakan antara mengatur pendirian rumah ibadah dan membatasi kebebasan beribadah. Semangat peraturan tersebut adalah menertibkan pendirian rumah ibadah dan menghindari konflik horizontal antar pemeluk agama.
>> Read More

Faktor-faktor yang mempengaruhi migrasi

1. Terdapat banyak faktor yang menyebabkan penduduk cenderung untuk berpindah. Dorongan penduduk untuk berpindah ini bergantung kepada faktor tolakan kawasan asal dan faktor tarikan kawasan destinasi. Antaranya termasuk:

(a). Faktor ekonomi.
i) Perpindahan berlaku disebabkan keadaan mundur di kawasan asal. Pertambahan penduduk yang pesat di luar bandar menyebabkan kekurangan kawasan pertanian Kawasan pertanian yang sempit dengan daya pengeluaran yang rendah boleh menimbulkan berbagai-bagai masalah ekonomi.

ii) Masalah ekonomi seperti kekurangan pekerjaan, pengangguran, produktiviti dan pendapatan rendah, dibelenggu dengan lingkaran kemiskinan dan lain-lain bertindak menolak keluar penduduk luar bandar ke bandar yang mempunyai tarikan ekonomi secara khusus seperti peluang pekerjaan yang luas dalam sektor perkilangan dan perkhidmatan.

(b). Faktor sosial.
i) Penduduk berpindah terutamanya kerana ingin menikmati kemudahan yang terdapat di bandar. Kekurangan kemudahan asas atau sosial di luar bandar dan kewujudan kemudahan sosial dan kemudahan bandar yang banyak seperti kemudahan pendidikan, kesihatan, hiburan dan lain-lain mampu menarik terutama golongan muda ke bandar.
ii) Ramai juga yang berpindah ke bandar kerana ingin melanjutkan pelajaran, manakala sebahagian lagi berpindah atas sebab perkahwinan, mengikut keluarga dan sebagainya.

iii) Adanya jaringan dan sistem pengangkutan yang baik yang meningkatkan ketersampaian, mudah dan cepat sampai dan seterusnya memangkinkan lagi pergerakan.

(c). Dasar kerajaan.
i) Dasar dan galakkan kerajaan sama ada secara langsung atau tidak seperti Dasar Pembangunan Wilayah dan rancangan penempatan peneroka, rancangan transmigrasi, dasar perindustrian dan lain-lain yang mampu menjadi daya penarik.

ii) Misalnya dasar kerajaan yang banyak menumpukan pembangunan di kawasan bandar dengan menubuhkan pusat perindustrian seperti di Kuala Lumpur, Petaling Jaya, Shah Alam, Senawang, Tampoi, Perai dan lain-lain dan menaiktaraf bandar-bandar menjadi pusat pentadbiran, pengangkutan, perdagangan, perniagaan, kebudayaan dan pendidikan mendorong
migrasi penduduk luar bandar ke bandar.
>> Read More

Hubungan Migrasi dengan Kesejahteraan

Migrasi manusia
  Migrasi manusia adalah "perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas politik/negara (migrasi internasional)".
          Dengan kata lain, migrasi diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah (negara) ke daerah (negara) lain. Arus migrasi ini berlangsung sebagai tanggapan terhadap adanya perbedaan pendapatan antara kota dan desa. Namun, pendapatan yang dimaksud bukanlah pendapatan aktual, melainkan penghasilah yang diharapkan(expected income).
          Kerangka Skematik ini merupakan aplikasi dari model dekskripsi Todaro mengenai migrasi. Premis dasar yang dianut dalam model ini adalah bahwa para migran mempertimbangkan dan membandingkan pasar-pasar tenaga kerja yang tersedia bagi mereka disektor pedesaan dan perkotaan, serta memilih salah satunya yang dapat memaksimumkan keuntungan yang diharapkan.
          Besar kecilnya keuntungan yang mereka harapkan diukur berdasarkan besar kecilnya selisih antara pendapatan riil dari pekerjaan dikota dan didesa, angka tersebut merupakan implementasinya terhadap peluang migran untuk mendapatkan pekerjaan dikota.
Hubungannya Migrasi dengan Kesejahteraan itu banyak di antaranya:
1. Dengan adanya Tenaga Kerja Indonesia, ini salah satu untuk membuat kesejahteraan hidup pribadinya di kelak kemudian hari.
2. Dengan adanya pertukaran pelajar/ balajar/ menuntut ilmu di negara lain, ini juga salah satu termasuk dalam Kesejahteraan Migrasi, dengan adanya demikian, Negara dapat berbangga hati, karena salah satu generasi muda dalam negerinya bisa membuat bangga negaranya, dan dia pun bisa berbangga dirinya sendiri atas kerja kerasnya
3. Dengan adanya pernikahan sepasang seseorang yang berbeda negara, dapat mejalin kesekahteraan masing negaranya.
>> Read More

Hubungan Pertumbuhan Penduduk dengan Kesejahteraan

1. Pengaruh Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk akan selalu dikaitkan dengan tingkat kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk atau migrasi baik perpindahan ke luar maupun ke luar. Pertumbuhan penduduk adalah peningkatan atau penurunan jumlah penduduk suatu daerah dari waktu ke waktu.
http://jueniver.files.wordpress.com/2011/03/kepadatan-penduduk.jpgPertumbuhan penduduk yang minus berarti jumlah penduduk yang ada pada suatu daerah mengalami penurunan yang bisa disebabkan oleh banyak hal. Pertumbuhan penduduk meningkat jika jumlah kelahiran dan perpindahan penduduk dari luar ke dalam lebih besar dari jumlah kematian dan perpindahan penduduk dari dalam ke luar.



2. Dampak negatif dari pertumbuhan penduduk
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtYvVg2WZifEtaTzFNQLfgSJ57UvSDxVyAfAudIX24Lc6_im-YwJX1-a6PZEC-racslM_zJcdx9COihFPZbzcjs7FEVIp1rsO_DkzHMUDwK-M4tHG_9Ek5TWzoSN8H3iVP4AepRFjECJo/s1600/padat1.jpg Menurut Thomas Robert Malthus dalam Essay on the Principle of Population (1798), dikatakan bahwa “ penduduk bertambah menurut deret ukur dan bahan makanan bertambah menurut deret hitung. Dengan demikian pertumbuhan penduduk lebih cepat daripada produksi makanan yang dibutuhkan. Jika hal ini terus menerus dibiarkan maka akan terjadi ledakan penduduk.
Ledakan penduduk sebagai akibat pertumbuhan penduduk yang cepat seperti itu memberikan dampak yang buruk bagi kehidupan sosial-ekonomi masyarakat dan hal ini pun
membuat pemerintah berusaha untuk mengatasinya ledakan penduduk tersebut.
3. Dampak Ledakan Penduduk antara lain :
1. Jumlah pengangguran semakin meningkat
2. Kekurangan pangan yang menyebabkan kelaparan dan gizi rendah
3. Kebutuhan pendidik, kesehatan dan perumahan sukar diperoleh
4. Terjadinya polusi dan kerusakan lingkungan
5. Tingkat kemiskinan semakin meningkat
4. Pengaruh Pertumbuhan Penduduk Terhadap Kemiskinan
Jumlah penduduk yang besar sebagai penyebab timbulnya kemiskinan, Tinggi rendahnya jumlah penduduk dipengaruhi oleh proses demografi yakni; kelahiran, kematian, dan migrasi. Tingkat kelahiran yang tinggi sudah barang tentu akan meningkatkan tingkat pertumbuhan penduduk. Namun demikian, tingkat kelahiran yang tinggi di Indonesia kebanyakan berasal dari kategori penduduk golongan miskin. pertumbuhan penduduk berkaitan dengan kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat. Pengetahuan tentang aspek-aspek dan komponen demografi seperti fertilitas, mortalitas, morbiditas, migrasi, ketenagakerjaan, perkawinan, dan aspek keluarga dan rumah tangga akan membantu para penentu kebijakan dan perencana program untuk dapat mengembangkan program pembangunan kependudukan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang tepat sasaran.
5. Pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap lingkungan hidup
Ujung dari semua ledakan penduduk itu adalah kerusakan lingkungan dengan segala dampka ikutannya seperti menurunnya kualitas pemukiman dan lahan yang ditelantarkan, serta hilangnya fungsi ruang terbuka. Dampak lonjakan populasi bagi lingkungan sebenarnya tidak sederhana. Persoalannya rumit mengingat persoalan terkait dengan manusia dan lingkungan hidup. Butuh kesadaran besar bagi tiap warga negara, khusunya pasangan yang baru menikah, untuk merencanakan jumlah anak.
Usaha yang harus dilakukan pemerintah untuk mengatasi ledakan penduduk
 antara lain :
1. Memperluas lapangan kerja melalui industrialisasi
2. Melaksanakan program Keluarga Berencana (KB)
3. Meningkatkan produksi pangan sesuai kebutuhan penduduk
4. Melaksanakan program transmigrasi
5. Menambah sarana pendidikan dan perumahan sederhana
6. Pengaruh Pertumbuhan Penduduk Terhadap Kesejahteraan
       Jumlah penduduk yang besar dalam hal ini, selain membuat kerugian, juga ada keuntungannya, dengan pertumbuhan penduduk rakyat jadi makin bisa saling bersosialisai, bermusyawarah, dan bersilahturahmi memprkuat kerukunan dan kesatua. Dan hubungannya dengan kesejahteraan banyak, seperti halnya, dengan adanya pertumbuhan penduduk, jadi semakin banyak orang-orang baru yang memiliki kelebihannya masing-masing, terutama dalam HAL IT/Teknologi dengan orang-orang ini kita dapat hidup sejahtera, knpa demikian, dengan adanya orang yang baru, yang memiliki inovasi dan menciptakan sesuatu yang baru, kita dapat merasakannya, dan juga dapat memperdayakan SDM yang ada dengan cara kita latih agar bisa seperti orang-orang baru tersebut.
          Jadi pada dasarnya hubungan Pertumbuhan Penduduk terhadap Kesejahteraan sangat bagus dan banyak keterkaitannya diantaranya :
1. Dengan adanya SDM baru yang muda, berprestasi pula dapat mengajarkan orang-orang yang terdahulu/ jadul/ yang belum mengerti akan teknologi
2. Dengan Membuat lapangan pekerjaan yang baru, untuk para org yang membutuhkan pekerjaan/ tidak tidak dapat melanjutkan sekolah.
3. Dengan saling bergotong-royong bersama-sama saling bahu membahu untuk bisa menjaga persatuan dan kesatuan negara kita.
4. Adanya saling bantu bila mengalami musibah.
5. Saling menjada keamanan lingkungan masing-masing.
6. Dan semakin banyak manusia yang bisa memikirkan sodara-sodara kita yang kesusahan, agar sama-sama bisa maju.
>> Read More

Tawuran Antar Remaja

Fenomena tawuran antar pelajar yang kian marak akhir-akhir ini di sudah bukan sekedar tawuran remaja biasa. Perkelahian beramai-ramai tersebut bukan dengan tangan kosong atau mengandalkan kekuatan, melainkan sudah menggunakan barang-barang atau senjata berbahaya lainnya dan mengarah ke tindakan kriminal karena menelan korban jiwa.
Belum pupus ingatan kita terhadap tawuran antar pelajar SMAN 6 dan SMAN 70 di bundaran Bulungan, Jakarta Selatan, Senin, 24 September 2012, yang menyebabkan seorang siswa SMA 6 tewas, kemarin Rabu 26 September, siswa kelas 3 SMA Yayasan Karya 66 (Yakhe) meregang nyawa seusai tawuran dengan SMK Kartika Zeni, di Jakarta Timur.
Perkelahian antar pelajar bukan persoalan “darah muda” lagi. Sejak masa dulu tetap ada perkelahian, namun sekarang terjadi perubahan besar agresivitas atau keinginan kuat pada remaja itu dipengaruhi kelompok yang biasa menjadi pelaku tawuran. Mereka menjadi berani dan agresif setelah berkelompok di tambah lagi dengan membawa barang-barang atau senjata berbahaya.
Mereka yang terlibat tawuran sudah tidak memikirkan apa-apa lagi selain apa yang harus dikerjakan saat perkelahian itu, yaitu mengandalkan ego per individu untuk “menghabisi” lawannya. Bisa jadi persoalan timbul dikarenakan kurangnya ruang publik dan kreasi untuk remaja.
Pengamat pendidikan Utomo Danan Jaya seperti yang dilansir Kompas (26/9/2012), mengungkapkan, kembali maraknya tawuran antar pelajar dipengaruhi oleh kondisi sosial masyarakat yang terus menggerus karakter para pelajar. Generasi muda disuguhkan informasi yang lebih banyak mempertontonkan tokoh masyarakat yang berperilaku buruk, jauh dari ekspektasi yang seharusnya menjadi teladan. Seharusnya tokoh masyarakat memberi contoh bagaimana cara sopan santun, menghargai sesama, jujur, dan arif. Tetapi yang dipertunjukkan justru sebaliknya.
Membentuk karakter di sekolah, salah satunya menjadi tugas guru. Namun, sayangnya kemampuan guru hanya sebatas menguasai transfer ilmu pengetahuan, bukan penekanan pada metode belajar. “Guru tidak mempelajari materi metode belajar yang dapat mengembangkan karakter pelajar itu,” ungkap Utomo.
Terdapat factor-faktor lain yang berasal dari dalam maupun luar, yaitu internal dan eksternal.
  1. Faktor internal.
yang terlibat perkelahian biasanya kurang mampu melakukan adaptasi pada situasi lingkungan yang kompleks. Kompleks di sini berarti adanya keanekaragaman pandangan, budaya, tingkat ekonomi, dan semua rangsang dari lingkungan yang makin lama makin beragam dan banyak. Situasi ini biasanya menimbulkan tekanan pada setiap orang. Tapi pada remaja yang terlibat perkelahian, mereka kurang mampu untuk mengatasi, apalagi memanfaatkan situasi itu untuk pengembangan dirinya. Mereka biasanya mudah putus asa, cepat melarikan diri dari masalah, menyalahkan orang / pihak lain pada setiap masalahnya, dan memilih menggunakan cara tersingkat untuk memecahkan masalah. Pada remaja yang sering berkelahi, ditemukan bahwa mereka mengalami konflik batin, mudah frustrasi, memiliki emosi yang labil, tidak peka terhadap perasaan orang lain, dan memiliki perasaan rendah diri yang kuat.

      2.Sedangkan faktor eksternal adalah sebagai berikut


Faktor keluarga. Rumah tangga yang dipenuhi kekerasan (entah antar orang tua atau pada anaknya) jelas berdampak pada anak.baik kekerasan dalam fisik maupun keerasan dalam batin. Anak, ketika meningkat remaja, belajar bahwa kekerasan adalah bagian dari dirinya, sehingga adalah hal yang wajar kalau ia melakukan kekerasan pula. Sebaliknya, orang tua yang terlalu melindungi anaknya, ketika remaja akan tumbuh sebagai individu yang tidak mandiri dan tidak berani mengembangkan identitasnya yang unik. Begitu bergabung dengan teman-temannya, ia akan menyerahkan dirinya terhadap kelompoknya sebagai bagian dari identitas yang diciptakan. Seorang anak bukan hanya butuh materi saja, mereka yang kurang merasakan bahagia didalam keluarga sangat membutuhkan perhatian, kasih sayang, kebahagiaan lahir dan batin,dan komunikasi yang sangat erat terhadap kedua orang tuanya. Jadi, anak yang diajak bicara dengan hati kehati yang paling dalam oleh orang tuanya, maka anak akan tersentuh dan mau untuk mengikuti arahan orang tua. Hal tersebut akan ditaatinya, baik didekat kita maupun tanpa kita didekatnya. Hal inilah yang kita tanamkan saling kepercayaan,

Faktor sekolah. Sekolah pertama-tama bukan dipandang sebagai lembaga yang harus mendidik siswanya menjadi sesuatu ataupun bukan hanya menuntut siswa siswi untuk mengejar nilai kognitif saja. Tetapi sekolah terlebih dahulu harus dinilai dari kualitas pengajarannya. Karena itu, lingkungan sekolah yang tidak merangsang siswanya untuk belajar (misalnya suasana kelas yang monoton, peraturan yang tidak relevan dengan pengajaran, tidak adanya fasilitas praktikum, dsb.) akan menyebabkan siswa lebih senang melakukan kegiatan di luar sekolah bersama teman-temannya. Baru setelah itu masalah pendidikan, yang mengakibatkan mereka mendapatkan pengajaran-pengajaran negative dari lingkungan yang buruk. guru jelas memainkan peranan paling penting. Sayangnya guru lebih berperan sebagai penghukum dan pelaksana aturan, serta sebagai tokoh otoriter yang sebenarnya juga menggunakan cara kekerasan dalam “mendidik” siswanya. Untuk meminimalkan tawuran antar pelajar,sekolah harus menerapkan aturan tata tertib yang lebih ketat,lebih mengaktifkan peran BK dalam rangka pembinaan mental siswa,serta membantu menemukan jalan keluar bagi siswa yg mempunyai masalah,menciptakan lingkungan sekolah yg ramah dan penuh kasih sayang.energi yang dimiliki mereka sangat tinggi,sehingga perlu disalurkan lewat kegiatan yang positif sehingga tidak berubah menjadi agresivitas yang berdampak merugikan.


Faktor lingkungan. Lingkungan di antara rumah dan sekolah yang sehari-hari remaja alami, juga membawa dampak negatif terhadap munculnya perkelahian. Misalnya lingkungan rumah yang sempit dan kumuh, adanya gangguan dari orang-orang sekitar, dan anggota lingkungan yang berperilaku buruk (misalnya narkoba). Begitu pula sarana transportasi umum yang sering menomor-sekiankan pelajar. Juga lingkungan kota yang penuh kekerasan. Semuanya itu dapat merangsang remaja untuk belajar sesuatu dari lingkungannya, dan kemudian reaksi emosional yang sangat agresif yang berkembang mendukung untuk munculnya perilaku berkelahi.
ANALISIS SWOT

1. Kekuatan ( strength )


o Kelompok pelajar sering disebut geng adalah sumber kekuatan kelompok untuk mencari nama dan memperkenalkan bahwa kelompok atau gengnya sangat di kagumi karena bernyali besar dan tiada tanding.


o Dengan emosi yang mudah terhasut dan bisikan dari teman-teman sebaya, hanya utuk mendapatkan julukan jagoan cara kekerasan pun akan di tempuh, rasa keyakinan yang kuat untuk menjadi seseorang yang kuat dan di takuti.


o Mengharumkan nama sekolah, namun cara yang di pakai salah, cara perkelahian atau tawuran lah yang dipakai utuk mengharumkan nama sekolah dan menjadikan sekolah menjadi no satu.


o Tidak merasa laki-laki jika tidak ikut tawuran, prinsip itu lah yang ditanamkan dalam hati kaula muda, ia pun akan merasakan kebanggannya tersendiri jika ikut adil dalam tauran, dan membuktikan dirinya bukanlah seorang yang pengecut.
2. Kelemahan ( weakness )

o Emosi dan cara yang berfikir atau penafsiran yang tidak benar dan menganggap kekeraslah diatas segalanya yang membutakan pikiran untuk menyelesaikan masalah.


o Remaja adalah suatu proses untuk menentukan jati diri yang sebenarnya, namun remaja pula belum bisamenentukan arahan yang benar dikarenakan mental atau jiwa yang terdapat dalam dirinya tidak bias terkontrol, hal ini yang membuat emosi yang cepat naik.


o Peran penting keluarga dalam membangun psikologi anak adalah shock terapi yang sangat positif untuk membangun anak menjadi positif akan tetapi keharmonisan keluargapun bisa jadi boomerang untuk perkembangan anak.


o Sarana sekolah adalah sarana yang memungkinkan tawuran yang semakin semarak, karena siswa sering
3. Peluang ( opportunity )

o Pergaulan bebas, sangat mendukung remaja untuk bergaul dengan bebas tanpa ikut serta peranan siapapun, akibat dari kumpul bersama teman-temannya dan melakukan perbuatan anarkis karena percaya diri dengan dibantu oleh temannya.


o Kurangnya mendapat bimbingan, merupakan faktor penting dalam perkembngan psikologis remaja.


o Luput dari perhatian kelurga, faktor terpenting mengarahkannya kepada hal yang positif, kurangnya kasih sayang dan perhatian dari keluarga membuat remaja tidak bisa mengontrol dirinya sendiri.


o Rasa ingin menjadi yang terkuat manjadikan kelompok yang tidak di padang sebelah mata, mencari wilayah kekuasaan ditakuti oleh semua kelompok itu adalah tujuan dari generasi peneus bangsa sekarang ini.
4. Hambatan ( threats )


o Kurangnya sosialisasi dari sekolah, tentang bahaya tawuran dan akibat yang di timbulkan dari tawuran tersebut akan merugikan banyak orang dirinya, keluarganya, dan orang lain.


o Minimnya peraturan yang ketat, disiplin atau hanya sanksi-sanksi kecil saja, tidak adanya peraturan yang membuat anak sekolah jera, itulah yang memungkinkan anak sekolah sering membawa senjata tajam ke sekolah.


o Tidak adanya kerja sama keluarga dengan sekolah, orang tua atau keluarga pun harus ikut serta untuk membimbing.


o Tradisi yang turun temurun, tawuran semakin terus berkembang semakin pesat Tawuran pun dijadikan sebagai tradisi remaja.
Cara Mencegah Tawuran Antar Pelajar : 
Para Siswa wajib diajarkan dan memahami bahwa semua permasalahan tidak akan selesai jika penyelesaiannya dengan menggunakan kekerasan.
Lakukan komunikasi dan pendekatan secara khusus kepada para pelajar untuk mengajarkan cinta kasih.
Pengajaran ilmu beladiri yang mempunyai prinsip penggunaan untuk menyelamatkan orang dan bukan untuk menyakiti orang lain.
Ajarkan ilmu sosial Budaya, ilmu sosial budaya sangat bermanfaat untuk pelajar khususnya, yaitu agar tidak salah menempatkan diri di lingkungan masyarakat.
Tindakan kekerasan pasti akan menular, Pihak yang berwenang haruslah tegas memberikan sanksi untuk pelaku tindak kekerasan.
>> Read More

Kenakalan Remaja

         Kenakalan Remaja, permasalahan yang satu ini kerap kali terjadi dan hampir tidak ditemukan titik solusi untuk menghilangkannya. Ya, dari tahun ke tahun kenakalan remaja semakin menjadi-jadi. Oleh karena aktivitas remaja yang merajalela tidak jarang kalau di layar televisi ada berita seputar anak remaja. kenakalan remaja remaja Bentuk kenakalan remaja sendiri banyak, seperti free sex, narkoba, pergaulan bebas, drugs, tawuran antar sekolah dan sebagainya. Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal dalam menjalani proses-proses perkembangan jiwanya, baik pada saat remaja maupun pada masa kanak-kanaknya. Masa kanak-kanak dan masa remaja berlangsung begitu singkat, dengan perkembangan fisik, psikis, dan emosi yang begitu cepat. Secara psikologis, kenakalan remaja merupakan wujud dari konflik-konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak maupun remaja para pelakunya. Seringkali didapati bahwa ada trauma dalam masa lalunya, perlakuan kasar dan tidak menyenangkan dari lingkungannya, maupun trauma terhadap kondisi lingkungan, seperti kondisi ekonomi yang membuatnya merasa rendah diri, dan sebagainya.
          Kenakalan remaja adalah pelampiasan masalah yang dihadapi oleh kalangan remaja yang tindakannya menyimpang. Menurut ahli sosiologi Kartono, Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang. Sedangkan menurut Santrock “Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal."
Sejak kapan masalah kenakalan remaja mulai disoroti?


Masalah kenakalan mulai mendapat perhatian masyarakat secara khusus sejak terbentuknya peradilan untuk anak-anak nakal (juvenile court) pada 1899 di Illinois, Amerika Serikat.
Jenis-jenis kenakalan remaja : 
Penyalahgunaan narkoba
Seks bebas
Tawuran antara pelajar

Penyebab terjadinya kenakalan remaja

Apa sebenarnya yang menjadi penyebab kenakalan remaja? dari berbagai sumber, diketahui Ada banyak factor yang menyebabkan kenakalan remaja ini terjadi


Faktor internal:
Krisis identitas: Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
Kontrol diri yang lemah: Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.


Faktor eksternal:
Keluarga dan Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
Faktor lingkungan. Lingkungan adalah factor yang paling mempengaruhi prilaku dan watak anak, jika dia hidup dan berkembang di lingkungan yang buruk maka akhlaknyapun akan seperti itu adanya, begitu juga sebaliknya jika dia berada di lingkungan yang baik maka ia akan menjadi baik pula
Pemerintahan dalam hal ini yang lebih spesfiknya adalah lembaga pendidikan atau sekolah. Sekolah yang kita lihat hari ini jarang yang mendidik untuk menjadi orang yang bertaqwa. Mereka hanya mengajarkan ilmu-ilmu dunia dan tidak mengajarkan ilmu-ilmu agama. Maka sangat penting bagi para orang tua untuk memilihkan lingkungan sekolah yang baik untuk anak-anaknya. agar anak dapat memperoleh pendidikan yang sesuai, jangan memilih sekolah yang sudah tercemar nama baiknya.

Hal- hal yang bisa dilakukan / cara mengatasi kenakalan remaja 
Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.
Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
>> Read More